POLITIK SEBAGAI JALAN IBADAH
Dr. Hasbullah, M.Pd.I (Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu dan Founder Tadarus Kehidupan)
Politik untuk sebagian orang dipandang sinis bahkan negatif. Namun, disisi lain politik menjadi jalan untuk memperbaiki keadaan hidup atau bisa di katakan politik menjadi satu sarana untuk memperbaiki nasib dari kehidupan. Akan tetapi ada beberapa orang yang juga menjadikan politik menjadi saran untuk berdakwa dan melakukan perbaikan atas kehidupan yang rusak. Dalam hal ini tentunya politik dijadikan sarana untuk menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Tentulah kita harus memandang positif dan optimis terhadap politik. Dapat kita ingat bahwa dalam teori sosial bahwa politik itu adalah proses untuk menciptakan dan melahirkan tatanan sosial yang baik dengan jalan kekuasaan. Oleh karenanya politik yang dijalankan memiliki titik akhir yaitu kesejahteraan rakyat. Tentunya hal ini harus senantiasa kita sampaikan sebagai pengingat agar jalan politik itu tidak jauh dari sumber kekuatan politik yaitu agama.
Dari pandangan inilah, sebenarnya politik itu merupakan jalan ibadah bagi mereka yang berpolitik berlandaskan dan beridentitas agama. Namun juga politik yang di balut dengan kepentingan sesaat dan meraih kekuasaan dengan menghalalkan berbagai macam jalan. Sudah dipastikan politik yang dijalankan akan meninggalkan kerusakan dan politik yang sarat dengan kekhawatiran, buruk sangka, saling menjatuhkan dan menghinakan. Dapat pastikan ini bukan karakter politik bangsa Indonesia.
Politik Bernilai Dan Bermakna
Jika politik di pandangan sebagai bagian dari kehidupan, sudah semestinya jalan politik di tempatkan sebagai bagian dari ibadah kepada sang Maha Kuasa. Artinya, penulis memandang bahwa politik itu bukan saja menjadi dunianya terpengaruh namun akan di bawa pada alur garis kebahagiaan hidup setelah di dunia ini. Sehingga jelaslah sudah politik kebangsaan itu dapat dijadikan jalan ibadah bagi para pelakunya. Sehingga politik yang dijalankan menjadi politik bernilai dan bermakna.
Bernilai itu artinya politik diarahkan untuk kebaikan, keadilan dan kesejahteraan atas semua kehidupan yang dipimpin yaitu rakyat. Bermakna itu artinya politik menjadikan dirinya terhindar dan di jauhkan dari politik-politik kotor karena sadar akan ada catatan atas yang telah, sedang dan akan di jalankan dalam dunia politik. Saya yakin di sinilah akan mengalir politik yang menyejukkan, walaupun ada suara yang hingar bingar. Politik yang memberikan keindahan walaupun, banyak konflik dan masalah dalam perjalanannya.
Ibadah di jalan dalam politik kebangsaan ini harus digemakan untuk menjadi alat menekan persengketaan antar pelaku politik. Sudah satu keniscayaan jika ada kompetisi dan perbedaan dalam jalan politik. Akan tetapi harus dipahami bahwa segala macam bentuk perbedaan itu bukan menjadi jalan permusuhan dan menajamkan persengketaan. Bahkan menjadi alat untuk saling menjatuhkan, menghinakan, bahkan menjadi senjata untuk membuka jalan fitnah. Dengan perbuatan tersebutlah, jalan politik yang baik menjadi tidak ada harganya bahkan usang.
Harus diakui bahwa lahir dan merdekanya bangsa ini, karena kekuatan nilai-nilai Spiritual. Hal ini bisa terlihat dari beberapa tokoh yang merebut dan mewujudkan kemerdekaan negara yang memiliki ketinggian dalam ilmu agama. Tentunya tokoh-tokoh ini, akan senantiasa melibatkan nilai-nilai agama pada setiap kebijakan dan keputusan-keputusan dalam memperjuangkan kepentingan negara dan bangsa dalam hal ini kemerdekaan. Oleh karenanya tidak bisa dipungkiri bahwa negara ini tidak mungkin bisa dilepaskan dari ketinggian nilai agama, sehingga sila pertama dalam Pancasila dituliskan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Jalan Ibadah politik Kebangsaan
Para pelaku politik kebangsaan di negara ini tentunya memiliki agama, yang pada macam agama di negara ini sudah dipastikan diarahkan untuk mengutamakan ibadah dalam setiap tindakan tentunya dalam politik. Sehingga semua jenjang kepemimpinan yang terikat dengan rakyat dan pemerintah sudah semestinya di arahkan dan ditujukan sebagai ibadah. Sebagai seorang yang beragama pasti akan meyakini akan pertanggung jawaban di dunia dan kehidupan setelah dunia (akhirat). Maka politik kebangsaan itu membuka luasnya jalan ibadah, yang jalan itu hanya diperuntukkan untuk orang-orang terpilih sebab tidak semua orang mampu dan bisa melalui jalan tersebut.
Jalan ibadah itu bisa ditempuh dengan kebijakan yang dilahirkan berpihak kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Memutuskan kebijakan yang memihak pada persatuan dan kesatuan, mendahulukan kemaslahatan serta menjauhkan dari praktik-praktik politik transaksional. Sehingga kebijakan yang diputuskan tidak hanya dirasakan untuk satu pihak tertentu namun semua diambil karena kepentingan kemanusiaan dan kebaikan kehidupan. Tentunya jalan ibadah itu akan menjadikan pelakunya lebih dekat kepada sang pencipta dan akan banyak sekali tantangan dalam perjalanannya.
Namun hal ini harus disuarakan dan digemakan di seluruh perhelatan politik, agar politik dijalankan menghadirkan keberkahan. Sehingga negara yang adil, makmur yang diridai Tuhan Yang Maha Esa bukan hanya sekedar jargon yang semboyan. Namun bisa terwujud sehingga negara yang kita semua ada dan cintai bersama. Saya sangat optimis bahwa pelaku politik dinegara ini akan membawa perjuangan pada nilai-nilai ibadah. Maka sudah seharusnya politik yang berkarakter, politik yang berkeadaban dan politik yang berkeadilan menjadi gambaran hal yang harus dihadirkan dalam perhelatan politik dinegara ini.
Sudah seharusnya kita harus sadar dan menyadari bahwa negara ini dilahirkan dari tangan-tangan dan pemikiran para pendahulu yang mengutamakan kepentingan bersama bukan kelompok, agama atau partai politik. Namun mereka tetap mendahulukan nilai-nilai agam sebagai pengingat, penguat dan penyemangat. Maka jalan politik kebangsaan ditujukan menjadi sana ibadah akan terlahir politik yang sehat dan menyehatkan, politik yang cerdas mencerdaskan dan politik yang hidup dan menghidupkan kebaikan dan kemaslahatan bersama. Politik merupakan salah satu jalan untuk beribadah bagi mereka yang berpikir dan mengetahuinya.
Tidak ada komentar: